Selamat Datang di website Alfalah Kobujutsu Indonesia

Sabtu, 04 Agustus 2012

10 Beladiri paling mematikan di dunia

10. Judo, Jepang
 
Judo ditemukan atau didirikan oleh Kano Jigoro, yang sering diganggu pada masa kecilnya, sekitar 1860 sampai 1870. Dengan mengambil berbagai kemampuan dasar beladiri yang berkembang, Kano menambahkan teknik lemparan untuk menciptakan Judo. Arti kata Judo adalah “jalan lembut” yang berarti kira2 menggunakan kekuatan lawan untuk melawan dirinya sendiri. Karena prinsip inilah, maka Judoka tidak harus lebih kuat daripada lawannya. Fokus utama Judo adalah melempar dan kuncian tanah, daripada memukul atau menyerang.

9. Aikido, Jepang

Aikido diperkenalkan pada awal 1900an, dengan para pengikutnya belajar untuk menggunakan kekuatan dan energi lawan untuk menjatuhkan mereka. Para murid diajarkan untuk tetap menjaga kondisi penyerangnya, dan diajarkan untuk melumpuhkan tanpa melukai. Penggunaan senjata juga sering ditemui dalam aikido, dan para pengikutnya diajari untuk bertahan melawan tongkat, pedang dan bahkan pisau. pendiri Aikido, Morihei Ueshiba, berkata bahwa untuk menjadi pengikut Aikido yang sukses, para murid harus “menerima 99% serangan lawan dan menatap wajah kematian tanpa takut.”

8. Krav Maga, Israel

Beladiri wajib pengawal presiden Israel, seni bela diri ini tanpa aturan, dan keras. Bela diri ini tidak pernah dilatih untuk olahraga, karena benar2 ditujukan untuk menghancurkan penyerang dengan berfokus pada area vital lawan, misalnya selangkangan dan mata, dan bahkan mengijinkan penggunaan kepala sebagai senjata dan berbagai benda yang ada sebagai senjata. Pendekatan bela diri ini dibagi tiga langkah: Hadapi ancaman, cegah lawan untuk melakukan serangan kedua, dan netralkan lawan.

7. Jujutsu, Jepang

Ketika samurai Jepang kehilangan semua senjata, mereka akan beralih ke penggunaan Jujutsu (seni lembut). Jujutsu berkembang dengan berfokus pada lemparan, kuncian dan menggulingkan diri. Tapi tidak seperti bela diri lain, Jujutsu lebih banyak bergerak ke “apa aja boleh”. Secara tradisional, para murid diajarkan berbagai taktik “curang” seperti mencolok mata, menggigit, yang jika digunakan dengna tepat, dapat membunuh lawan. Bela diri ini sangat efektif jika digunakan pada pertempuran jarak pendek.

6. Ninjutsu, Jepang

Beladiri misterius ini biasa digunakan oleh kaum pembunuh dan para pejuang gerilya Jepang. Ninjitsu mengajarkan berbagai cara untuk mengejutkan lawan dan mengalahkan lawan, dengan arah perkembangan untuk membunuh. Selain kaki, tangan, berbagai senjata diajarkan juga, termasuk teknik menyelinap dan melarikan diri secara efektif.

5. Tae-kwondo, Korea

ini dia beladiri admin 99 site ,Te-kwondo memiliki arti “jalan kepalan dan kaki”, beladiri ini berkembang pesat pada setelah era PD II, ketika Jepang mengakhiri pendudukan atas Korea. Bela diri ini terkenal atas tendangannya yang mencengangkan, dan menggabungkan antara kemampuan fisik dan kekuatan mental. Pemengang sabuk hitam beladiri ini mencapai 3 juta orang di seluruh dunia.

4. Kung fu, Cina

Bela diri cari Cina ini berarti secara harfiah: Kesuksesan yang diraih dengan jalan yang berat dan panjang, dan merupakaan beladiri paling tua di dunia. Semenjak diperkenalkan oleh Kaisar Huangti, 2,698 sebelum Masehi, telah berkembang puluhan ribu aliran Kungfu. Secara tradisional, beladiri ini diajarkan oleh para biksu Shaolin, dengan penekanan utama pada moralitas dan filosofi, dimana nilai kerendahan hati, kepercayaan, dan kesabaran, serta penghormatan di tekankan.

3. Karate, Jepang

Diturunkan dari kata yang berarti “tangan kosong”, Karate diperkenalkan sebagai beladiri tanpa senjata. Berbagai teknik Karate diperkirakan berawal dari tahun 1300-an, walaupun penulis “10 Precepts of Karate”, Anko Itosu, bapak karate modern, menuliskan buku tersebut pada 1908. “Karate adalah teknik yang mengubah tangan dan kaki menjadi tombak” demikian tulis Anko. Pada buku tulisan Anko, karate dapat dipakai sebagai,”… cara mengindari perkelahian jika dihadang penjahat.”

2. Brazilian Jiu-jitsu, Brazil

Walaupun didirikan di Brazil, pendiri bela diri ini adalah Mitsuyo Maeda, seorang petarung dari Jepang, yang memenangkan lebih dari 2000 pertandingan dan dianggap sebagai manusia paling tangguh. Maeda bertemu dengan keluarga Gracie di Jepang pada 1914, dan semenjak saat itu juga keluarga Gracie dianggap sebagai keluarga pertama beladiri ini. Penekanan pada lemparan dan groundwork menjadikan olahraga ini populer di kalangan pengguna olahraga campuran

1. Muay Thai, Thailand

Mirip sekali dengan kickboxing, tapi bedanya, pukulan dibawah sabuk, siku dan dan lutut semua boleh dipergunakan. Muay Thay susah sekali diperkirakan kapan tepatnya lahir kapan, tapi berbagai elemen dari beladiri ini dapat ditemui di beladiri Jepang dan India. Popularitas beladiri ini mulai muncul pada 1800an. Secara tradisi, bela diri ini sangat terstruktur, dengan berbagai ritual yang menunjukkan penghormatan kepada lawan. Sekarang beladiri ini lebih berfokus sebagai penggunaan badan sebagai senjata, kepalan, tulang kering, siku, lutut, dan berbagai hal lain untuk mengalahkan lawan. Inilah yang membuat bela diri ini berharga, karena semua bagian tubuh dapat digunakan sebagai senjata.

sumber: http://jelajahunik.blogspot.com/2010/12/10-beladiri-utama-di-dunia.html

Kobujutsuka Smp Alfalah jangan mau kalah sama pencaksilat sd alfalah surabaya


Ada Multi Kecerdasan pada Mereka

Warna merah tampak memenuhi ruangan aula SD Al Falah. Warna merah itu seolah menggambarkan semangat mereka dalam berjuang beberapa menit lagi. Antusias jelas terlihat saat di antara mereka meminta juri untuk segera memulai pertandingan pencak silat Pencak silat tapak suci.
Pertandingan dimulai tepat saat jam menunjukkan pukul tujuh 07.15. Pertandingan itu memakai sistem gugur. Siapa saja yang ikut dalam pertandingan ini harus siap dengan keputusan juri. Siapa pun yang menang nanti akan dipertandingkan kembali. Bagi yang kalah diperbolehkan tetap melihat pertandingan sampai usai.
Semangat mereka yang tidak lolos masih jelas terlihat, ketika satu persatu pemenang menampilkan kembali aksinya. Ada yang berteriak histeris dan ada pula yang menatap tercengang dengan mimik khawatir. Mereka sangat sportif dengan hasil yang ada, walaupun akhirnya tidak menang, jabat tangan mereka mewakili kebersamaan yang terjalin.
Anak- anak yang ikut dalam ekstrakurikuler pencak silat tapak suci sebagian memiliki kecerdasan kinestetik. Kemampuan untuk mengendalikan gerakan tubuh atau memainkan benda-benda secara terampil, merupakan bentuk nyata dari kecerdasan tersebut. Individu dengan kecerdasan tersebut akan cenderung mengekspresikan diri melalui gerakan tubuh, memiliki keseimbangan yang baik dan mampu melakukan berbagai manuver fisik dengan cerdik. Melalui gerakan tubuh pula, individu dapat berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya, dalam mengingat dan memroses setiap informasi yang diterimanya. Kecerdasan ini dapat terlihat pada koreografer, penari, pemanjat tebing.
Beberapa kecerdasan yang dimiliki anak-anak berbeda antara satu dengan yang lainnya. Mereka mempunyai warna sendiri dengan kecerdasan yang telah dimiliki. Salah satu anak ada yang memiliki kecerdasan bahasa tapi ada anak lain yang memiliki kecerdasan spasial. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang mewadahi kecerdasan bahasa, yaitu teater.
Pada kecerdasan ini individu dengan dasar penggunaan kata-kata dan atau bahasa, meliputi mekanisme yang berkaitan dengan fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. Mereka yang memiliki kecerdasan tersebut, mempunyai kecakapan tinggi dalam merespon dan belajar dengan suara dan makna dari bahasa yang digunakan. Pada umumnya merupakan ahli yang berbicara di depan publik. Mereka lebih bisa berpikir dalam bentuk kata-kata daripada gambar. Kecerdasan ini merupakan aset berharga bagi jurnalis, pengacara, pencipta iklan.
Selain mengasah kecerdasan bahasa dalam teater juga mengusung kecerdasan yang lain. Di antaranya, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan interpersonal merupakan kecerdasan dalam berhubungan dan memahami orang lain di luar dirinya. Kecerdasan tersebut menuntun individu untuk melihat berbagai fenomena dari sudut pandang orang lain, agar dapat memahami bagaimana mereka melihat dan merasakan. Sehingga terbentuk kemampuan yang bagus dalam mengorganisasikan orang, menjalin kerjasama dengan orang lain atau pun menjaga kesatuan suatu kelompok.
Kemampuan tersebut ditunjang dengan bahasa verbal dan nonverbal untuk membuka saluran komunikasi dengan orang lain. Sedangkan kecerdasan intrapersonal, tergantung pada proses dasar yang memungkinkan individu untuk mengklasifikasikan dengan tepat perasaan-perasaan mereka, misalnya membedakan sakit dan senang dan bertingkah laku tepat sesuai pembedaan tersebut.
Kecerdasan ini memungkinkan individu untuk membangun model mental mereka yang akurat, dan menggambarkan beberapa model untuk membuat keputusan yang baik dalam hidup mereka. Siapa lagi kalo bukan orang tua dan guru yang akan mengembangkan kecerdasannya.



Makna berpuasa di bulan ramadhan


Puasa, bukan sekedar kewajiban tahunan, dengan menahan lapar dan berbuka, kemudian setelah itu hampir tidak berbekas dalam jiwa ataupun dalam perilaku dalam bersosialisasi di masyarakat, namun puasa lebih kepada kewajiban yang mampu menggugah moral, akhlak, dan kepedulian kepada hal social kemasyarakatan. Puasa merupakan kewajiban yang universal, dan sebagai orang yang beragama Islam, maka perlu diyakini bahwa puasa merupakan kewajiban yang disyariatkan untuk setiap muslim/mukmin, seperti layaknya sebagai umat dari Nabi Muhammad SAW.
Puasa, merupakan satu cara untuk mendidik individu dan masyarakat untuk tetap mengontrol keinginan dan kesenangan dalam dirinya walaupun diperbolehkan. Dengan berpuasa seseorang dengan sadar akan meninggalkan makan dan minum sehingga lebih dapat menahan segala nafsu dan lebih bersabar untuk menahan emosi, walaupun mungkin terasa berat melakukannya.
Puasa juga merupakan kewajiban yang konkret sebagai pembina suatu kebersamaan dan kasih sayang antar sesama. Sesama orang Islam akan merasakan lapar, haus, kenyang, dan sulitnya menahan emosi dan amarah diri. Puasa dalam satu bulan, seharusnya dapat membawa dampak positif berupa rasa solidaritas dan kepedulian antar saudara, rasa kemanusiaan yang mendalam atas penderitaan sesama manusia. Perasaan sama-sama lapar, haus, kesabaran yang lebih, dan kesucian pikiran juga kata-kata, mampu membuat manusia memiliki rasa kebersamaan dalam masyarakat, dan menghasilkan cinta kasih antar sesama tanpa memandang latar belakang, warna kulit, dan agama.
Keistimewaan Bulan Puasa
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, bulan penuh berkah, dan segala amal baik umat-Nya di dunia akan dibalas berlipat ganda oleh Tuhan. Semangat untuk menjalankan ibadah puasa, mampu membentuk karakter untuk memperbanyak amal kebajikan maupun amal ibadah spiritual dalam diri. Selain itu, bulan puasa merupakan bulan yang dapat digunakan untuk membuat mental menjadi tetap konsisten dan istiqamah dalam sebelas bulan berikutnya.
Namun, apapun yang diperbuat di bulan puasa ini, semuanya kembali kepada kesadaran diri masing-masing, untuk memahami makna puasa, dan makna-makna lain yang akan menentukan sikap dan perilaku diri ke depan setelah berlalunya bulan puasa. Oleh karena itu, apa yang sampai di mata dan telinga Allah, adalah niat, maka hati dan pikiran kita untuk menjalankan ibadah puasa, bukan penampilan lahiriah atau materi peribadatan yang dilakukan. (h_n) heni.
Sumber : http://www.beritanet.com/Technology/Berita-IT/Makna-Puasa-Bulan-Ramadhan.html

Selasa, 31 Juli 2012

Tonfa senjata mematikan asal jepang

Tonfa adalah jenis senjata tongkat berasal dari Okinawa, berbentuk sederhana, tongkat lurus dengan pegangan tegak lurus dekat salah satu ujungnya. Alat ini sering kita lihat tergantung pada pinggang para aparat kepolisian yang sedang bertugas mengatur lalu-lintas, yang melakukan pengamanan demonstrasi ataupun yang menangani kerusuhan. Perlu diketahui bahwa alat ini sebenarnya berasal dariOkinawa zaman kuno, tongkat sederhana yang akhirnya berkembang menjadi senjata dalam beladiri selama berabad-abad.



Sejarah

Dikatakan bahwa tonfa pada awalnya adalah pegangan kayu yang terdapat pada sisi dari gilingan (millstone) atau bagian dari kekang kayu pada kuda -- yang dapat dengan mudah dilepaskan dan dipasang kembali --, dan yang kemudian dikembangkan menjadi senjata saat petani-petani Jepang dilarang menggunakan senjata tradisional mereka. Sumber lain mengatakan bahwa jenis senjata ini memiliki sejarah yang lebih menarik jauh ke belakang ke masa seni beladiri Tiongkok, dan kemudian menyebar dalam budaya Indonesia dan Filipina. Jenis senjata ini juga terlihat diThailand sebagai Mae Sun Sawk dengan sedikit perbedaannya.

[sunting]Zaman Okinawa kuno

Kobujutsu adalah teknik/seni pertarungan dengan senjata dari Okinawa. Saat ini, banyak teknik yang berorientsi pertarungan nyata (combat-oriented) atau sering disebut jutsu telah banyak digantikan oleh seni/teknik bela diri (martial way), atau disebut do. Begitu juga Kobudo terbentuk dari Kobujutsu. Kebanyakan senjata-senjata tongkat yang digunakan sebagai peralatan pertanian yang sederhana: contohnya bo, yaitu tongkat yang digunakan sebagai alat bantu saat berjalan, atau untuk menggantungkan dua beban/barang bawaan dan dipanggul di pundak (Bhs Jawa :pikulan). Eku adalah dayung nelayan. Dan di mana-mana nunchaku (double stick) digunakan sebagai alat pemukul untuk merontokkan padi.
Penduduk desa atau orang kebanyakan, dilarang memiliki senjata yang lebih maju seperti pedang atau naginata, mengubah peralatan sehari-hari untuk pertahanan atau pembelaan diri. Teknik-teknik yang dipakai dimasukkan dalam kata, atau dalam rangkaian gerakan khusus, yang memungkinkan praktisi kobudo untuk melatih dan mengembangkan pengetahuannya.

[sunting]Teknik satu-tonfa

Tonfa sering digunakan sepasang, satu pada masing-masing tangan, kanan dan kiri. Dengan menggenggam handle dan tangkai (long end) dibalik lengan bagian bawah, penggunaan tonfa dapat diterapkan dengan teknik yang sama seperti teknik tangan kosong. Pada dasarnya, tonfa akan lebih memperpanjang siku penggunanya bila menggunakan pegangan handle. Dua senjata memungkinkan pemakai secara simultan menangkis dengan satu tonfa dan memukul dengan satu tonfa yang lain; kayu keras yang kuat dan padat dapat melindungi dari sabetan pedang.
Teknik-teknik penggunaan tonfa cenderung tetap dan tidak banyak berubah sampai tahun 1971, Lon Anderson mengembangkan teknik “satu-tonfa (single-tonfa )” untuk anggota polisi. Mungkin alasan inilah yang menyebabkan tonfa banyak dipakai saat ini.
Pada tahun 1971, Lon Anderson menggunakan tonfa untuk kinerja kepolisian. Pada era ini Anderson mencoba mengembangkan untuk senjata pemukul bagi polisi, alat pentungan (billy club),tongkat malam (night stick) dan tongkat anti-kerusuhan (riot baton), semua itu pada dasarnya masih merupakan alat pemukul. Monadnock Corporation of New Hampshire memproduksi tongkat Prosecutor PR-24 pertama kali pada tahun 1974.
Tongkat dengan handle (side-handle baton) yang baru ini dengan cepat menjadi popular di kawasan Amerika Serikat (USA). Kini, tidak asing lagi jika melihat petugas patroli berkeliling dengan tonfa di pinggang, padahal senjata ini banyak mengundang kontroversi saat pertama kali diperkenalkan. Saat itu seni beladiri masih merupakan hal baru bagi kebanyakan orang.
Hal yang sama terjadi di Inggris ketika petugas polisi mulai menggunakan tongkat dengan handle tersebut. Hal ini dikarenakan senjata baru ini masih asing dan belum teruji saat itu. Setelah seni beladiri telah menjadi hal yang sudah biasa, menerapkan senjata tradisional untuk alat modern menjadi lebih mudah diterima. Teknik penggunaan tongkat dengan handle (side handle baton ) ini mempunyai banyak kesamaan dengan penggunaan tonfa tradisional, bedanya di sini menggunakan satu tonfa, sementara tangan yang satunya digunakan untuk perlindungan atau memperkuat tangkisan dan pukulan.

[sunting]Tongkat T di Indonesia

Tonfa, yang di Amerika Serikat disebut dengan Side Handle Baton (Tongkat dengan Pegangan) maka di Indonesia alat ini lebih dikenal dengan istilah “Tongkat T”.
Tonfa (Tongkat T) merupakan salah satu jenis senjata yang dipelajari di Institut Ju-Jitsu Indonesia. Teknik penggunaan tongkat T ini dikembangkan oleh Brigadir Jendral Polisi Drs. DPM Sitompul, SH, MH (salah seorang guru besar Institut Ju-Jitsu Indonesia) dan dijadikan alat perlengkapan anggota Polri pada tahun 1999. Pada bulan Maret 2003 merespon permintaan Pusat Pendidikan Tugas Umum Polri (Pusdik Gasum), Porong-Jawa Timur, maka teknik penggunaannya digali dan dikembangkan kembali oleh Pengurus Daerah Institut Ju-Jitsu Indonesia Jawa Timur (Pengda IJI Jatim). Dari studi pengembangan ini dihasilkan metode pembelajaran teknik penggunaan tongkat T, yaitu diberikan nama-nama gerakkan dasar (teknik dasar, pukulan, tangkisan, kuncian) yang dimaksudkan untuk memudahkan latihan dan pengembangannya.
Selanjutnya, atas permintaan Panitia Peringatan HUT POLRI (Hari Bhayangkara) ke-57 tahun 2003, disusun rangkaian gerakan, yaitu Kata I, Kata II, Kata III dan beberapa teknik aplikasi. Rangkaian gerakan tersebut diperagakan pada pelaksanaan upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-57 (1 Juli 2003 di Lapangan Terbang Pondok Cabe, Tangerang) oleh 1000 personel, yaitu 500 orang siswa Secapa Polri angkatan ke XXX (Resimen Wira Astha Brata) dan 500 orang siswa Diktukta Pusdik Brimob Watukosek angkatan tahun 2003.

[sunting]Konstruksi

Tonfa atau tongkat T terdiri dari tongkat lurus yang panjangnya sekitar 15 sampai 20 inchi, dengan pegangan (handle) yang membentuk sudut 90 derajat dari masing-masing ujung tongkat/end (short end dan long end). Handle merupakan pegangan yang utama (first-use) dalam penggunaan tonfa, seperti cara untuk memutar silinder-silinder batu yang sangat berat yang digunakan untuk menggiling beras menjadi tepung. Seperti halnya senjata-senjata yang lainnya dalam kobujutsu, teknik pertarungan bersenjata dari Okinawa, tonfa juga terbukti efektif digunakan dalam perkelahian bebas.

[sunting]Bagian–bagian tonfa

Bagian-bagian tonfa.
Seperti yang telah kami kemukakan di bagian terdahulu bentuk tongkat T cukup sederhana. Adapun bagian-bagiannya terdiri atas handlelong endshort end dan knop. Berikut adalah penjelasan istilah-istilah tersebut:
  • handle (pegangan) adalah bagian yang tegak lurus (membentuk sudut 90 derajat) dengan masing – masing ujung tongkat. Sesuai dengan namanya maka fungsi utama handle adalah untuk pegangan.
  • long end adalah bagian batang tongkat yang panjang (diukur dari titik temu pada pangkal handle sampai ujung tongkat). Bagian ini paling banyak digunakan dalam pembelaan diri, baik untuk menangkis maupun untuk melakukan penyerangan.
  • short end adalah bagian batang tongkat yang pendek. Meski tidak sebanyak bagian Long End bagian ini sering juga digunakan untuk melakukan tangkisan atau serangan. Jika dibandingkan dengan Long End, bagian ini masih lebih memungkinkan digunakan untuk pegangan. Meski demikian pegangan pada handle adalah yang paling utama karena paling efektif dan efisien.
  • knop adalah bagian tongkat yang berbentuk agak bulat (setengah bulat /berupa benjolan) yang terletak pada ujung handle. Fungsi sebenarnya adalah untuk penahan agar pegangan tangan pada tongkat (handle) tidak mudah lepas. Walau demikian dari hasil studi pengembangan oleh I.J.I Pengda Jatim, knop dapat juga digunakan untuk melakukan penyerangan.

[sunting]Bahan pembuat tonfa

Jika pada zaman Okinawa kuno bahan pembuat tonfa adalah kayu dewasa ini seringkali telah diganti dengan bahan-bahan sintetis, di antaranya adalah Polypropylen dan modifikasi dari Polycarbonat.

[sunting]Teknik penggunaan tonfa

Salah satu seni beladiri yang memanfaatkan tonfa adalah Ju-Jitsu. Di mana dalam filosofi Ju-Jitsu segala sesuatu yang ada bisa menjadi senjata. Selanjutnya suatu senjata akan dapat digunakan untuk menyerang bukan hanya pada sisi tajamnya saja. Demikian pula suatu senjata yang berada di tangan seorang Ju-Jitsan (siswa Ju-Jitsu) akan dapat digunakan untuk menyerang dari sisi manapun bagian senjata tersebut.
Tonfa atau Tongkat T memiliki tiga bagian penting yang dapat dijadikan pegangan yang sekaligus ujung serangan yaitu : handleshort end dan long end.
Teknik penggunaan tonfa dapat dibuat sangat sederhana/mudah, karena itu memungkinkan untuk diajarkan dengan cepat untuk calon polisi baru. Dengan memegang handle, bagian ujung yang panjang (long end) dari tangkainya diletakkan dibalik lengan bagian bawah, pemakai tonfa dapat memperkuat lengannya dan melakukan gerakan tangkisan atau pukulan seperti biasa.
Apabila hanya menggunakan satu tonfa, tangan yang tidak memegang tonfa dapat digunakan untuk melindungi kepala atau untuk memperkuat pukulan, tusukan atau sodokan.
Teknik pukulan yang lebih lanjut dengan mengendorkan genggaman pada handle dan mengayunkan ujung panjang (long end) dari tangkai tongkat dengan lintasan melengkung, untuk memukul sasaran pada jarak menengah. Serangan ayunan (swing) ini dapat dikombinasikan secara berantai, tergantung pada pukulannya dengan maju dan mundur, atau membentuk lintasan angka delapan.
Dalam hal ini teknik pegangan difokuskan pada Teknik pegangan Handle yang merupakan pegangan utama (first-use). Karena pegangan ini mempunyai efektifitas paling tinggi, serta mudah untuk dipelajari bagi anggota kepolisian, dan dalam penampilannya pegangan ini bagi anggota Polri yang bertugas di lapangan menghindarkan kesan arogansi.
Cara memegang akan sangat menentukan bentuk serangan. Bagi aparat kepolisian dalam melaksanakan tugas di lapangan cara memegang tongkat T tidak pada Handle-nya akan menghasilkan teknik pukulan yang hanya akan mengarahkan aparat petugas berpenampilan arogansi.
Tonfa memang jarang ada dalam film, tidak seperti nunchaku. Tetapi sebenarnya senjata ini jauh lebih praktis, lebih mudah dipelajari penggunaannya dan bentuknya sederhana. Meskipun demikian, teknik penggunaan tonfa yang lebih lanjut, lebih maju dan lebih tinggi lagi masih merupakan tantangan bagi para praktisi beladiri yang telah berpengalaman. Karakteristik inilah yang mendorong IJI Pengda Jatim menggali dan mengembangkan tonfa untuk aplikasi yang lebih luas.

[sunting]Tonfa dalam media

Tonfa dewasa ini mulai ditunjukkan dalam film-film, beberapa contoh yang dimaksud adalah
  • Tokoh Kroenen dalam film Hellboy menggunakan tonfa berpisau.
  • Dalam bentuk mae sun sawk, bentuk senjata ini digunakan dalam film-film Ong-BakTom-Yum-Goong, dan Khunsuk.
  • Karakter Martin Riggs yang diperankan oleh Mel Gibson menggunakan dua baton polisi sebagai tonfa dalam film Lethal Weapon.
  • "Menang tanpa sepotong pisau" (Wins without a knife), seorang petarung dari film populer klasik Kung-Fu "Master of the Flying Guillotine" menggunakan sepasang tonfa dilengkapi dengan pedang lipat yang dapat memanjang dari sumbunya.
sumber wikipedia

[sunting]

Profil para Anggota tim kita

1.Ustad Anang
dia adalah pelatih Kobujutsu di smp alfalah deltasari

tanggal lahir: 17 juni

2.Fernaldi
dia adalah salah satu senior di Kobujutsu smp alfalah deltasari
tingkatan sabuk oranye

tanggal lahir: 14 februari

3.Andhika Buana
dia adalah salah satu senior di Kobujutsu smp alfalah deltasari
tingkatan sabuk oranye

tanggal lahir : 20 oktober

4.Muhammad Rifqi Naufal
walaupun masih junior kemampuannya tidak diragukan lagi

tanggal lahir:15 juli

5.Danny Rizar Ramadhan

meski anggota baru dia tidak pernah menyerah untuk berlatih

tanggal lahir:11 januari

6.Pasya 
dia jugapun masih anggota baru

tanggal lahir:8 september

7.Dandy FR
saya adalah anggota menengah,masih junior,sekaligus pembuat blogger ini

tanggal lahir:11 januari

8.Tito
Tito adalah seangkatan ku saat masuk Kobujutsu

tanggal lahir: 5 februari

dan masih banyak lagi,mohon maaf tidak bisa menampilkan semua profil anggota


Kobujutsu Indonesia


Sekilas tentang  Kobujutsu
Secara harfiah Kobujutsu berarti Ilmu Beladiri Tua/Kuno/Tradisional (Old Martial Art). Istilah Kobujutsu digunakan  masyarakat beladiri Okinawa mengacu pada penggunaan Senjata Klasik Tradisional pada  Seni Beladiri Okinawa. Selanjutnya istilah Kobujutsu lebih sering digunakan untuk Ilmu Beladiri  Menggunakan Senjata.
Cerita yang umum/populer menyatakan bahwa Kobujutsu muncul dari penggunaan alat-alat pertanian/nelayan yang berevolusi menjadi senjata karena saat itu para petani/nelayan tidak diperkenankan membawa senjata. Karena itu para petani berusaha menciptakan dan mengembangkan teknik beladiri menggunakan alat pertanian tradisional mereka sebagai senjata.
Senjata-senjata itu antara lain bo, yaitu tongkat yang digunakan sebagai alat bantu saat berjalan, atau untuk menggantungkan dua beban/barang bawaan dan dipanggul di pundak (bhs Jawa: pikulan). Eku adalah dayung nelayan. Dannunchaku (double stick) digunakan sebagai alat pemukul untuk merontokkan padi.
Namun, para ahli seni bela diri modern telah menemukan latar belakang historisuntuk cerita ini, dan bukti yang ditemukan oleh berbagai ahli sejarah bela dirimenunjukkan bahwa kasta Ksatria Pechin (Pechin Warrior) di Okinawa-lah yang mempraktekkan dan mempelajari seni bela diri Kobujutsu ini, bukan Heimin(orang biasa).
Jika dibagi sesuai jenisnya maka senjata-senjata dalam beladiri Kobujutsu ada dua kelompok yaitu :
1.   Kelompok senjata tajam : Ken, Sai, Kama, Timbre Rochin, Kakato dll
2.   Kelompok senjata tumpul : Bo,  Eku, Tonfa, Nunchaku dll
3.   Kelompok senjata Aplikatif : Yaware (Ballpoint), Gi (Jaket), Obi (Sabuk) dll.
Saat ini Ilmu Kobujutsu dengan berbagai senjatanya tersebut dipelajari dan dikembangkan hampir di seluruh dunia sebagai olah raga dan juga seni.
Kobujutsu di Indonesia
Setiap bangsa di dunia ini memiliki budaya beladiri yang juga mengembangkan alat perlengkapan sehari-hari menjadi senjata sebagai alat perlengkapan beladiri, tidak terkecuali Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan, menjadikannya memiliki banyak suku, tentu tiap suku juga memiliki senibudaya,beladiri sekaligus senjata khas.
Karena kultur Indonesia tidak terlalu jauh berbeda dengan kultur Jepang maka peralatan dan senjata yang ada dalam Kobujutsu kebanyakan juga ada di Indonesia. Hanya saja perbedaannya di Indonesia pada umumnya peralatan kerja sehari-hari yang berupa senjata tajam saja yang selanjutnya berkembang menjadi senjata, sedangkan yang berupa peralatan tumpul kurang dikembangkan menjadi senjata.
Sebagai contoh :
Sabit atau clurit di Madura sudah dikembangkan menjadi senjata yang asalnya merupakan alat untuk memotong padi atau rumput.
Mandau sebenarnya adalah peralatan sehari-hari yang digunakan di ladang atau sebagai perlengkapan berburu di hutan bagi masyarakat Dayak di pulauKalimantan.
Sedangkan peralatan kerja yang berupa peralatan tumpul tidak dikembangkan menjadi senjata seperti di Okinawa misalnya:
Bo atau tongkat panjang yang berasal dari alat untuk membawa dua beban di pundak  atau di Indonesia (Jawa) disebut pikulan.
Eku jelas berasal dari  dayung sampan.
Akademi Kobujutsu Indonesia (AKI)
Kami mencoba membuat terobosan baru dengan mendirikan Akademi Ilmu Kobujutsu Indonesia (AKI) untuk mengembangkan Ilmu, Seni dan Olah Raga Beladiri Kobujutsu Indonesia. Dalam pengembangan ini kami juga melengkapi latihan senjata (bukijutsu) dengan teknik tangan kosong (taijutsu) yang antara lain meliputi teknik kuda-kuda (tachi waza), langkah (tai sabaki), teknik tangkisan (uke waza), pukulan (uchi waza), tendangan (geri waza), teknik jatuhan (ukemi waza),lemparan (nage waza), kuncian (katame waza), katakumite, teknik menghadapi senjata, beladiri wanita dll.
Adapun senjata yang dikembangkan dalam Kobujutsu Indonesia antara lainTraditional Kobujutsu (menggunakan senjata tradisional) seperti Tongkat (Bo, Jo, Hanbo), Police Baton (Tonfa), Dayung (Eku), Ken/Bokken,Trisula (Sai), Pacul(Kakato), Sabit (Kama), Yaware dll serta Modern Kobujutsu (memanfaatkan peralatan  sehari-hari)  seperti Ballpoint, Payung, Sabuk, Jaket, Helm, Tas dll
kami team Kobujutsu Alfalah